Jakarta, Katasandi.id – Profesor Kishore Mahbubani, mantan Diplomat dan pakar kebijakan publik pada Kebijakan Publik Lee Kuan Yew School, Universitas Nasional Singapura mengungkapkan bahwa saat ini banyak negara yang turut terpengaruh dalam perseteruan geopolitik Amerika Serikat dan China.
“Dalam konteks geopolitik kita harus bisa memberikan perspektif Barat dan non-Barat. Isu geopolitik ini penting, kenapa? karena hidup kita semua akan dipengaruhi oleh kontes geopolitik terbesar AS dan China”, demikian papar Kishore pada kegiatan Executive Education Program For Young Political Leaders (program pendidikan bagi para pemimpin muda) untuk angkatan ke-3, Selasa (24/8/2021) secara daring.
Di masa pandemi ini, menurut Kishore, kedua negara besar ini menghadapi krisis yang tidak mudah.
“Walaupun kita sama-sama tahu bahwa dominasi Barat begitu kencang, namun untuk membahas AS dan China kita juga harus lihat krisis-krisis lain yang dihadapi. Contoh saat Covid 19 terjadi, jumlah kematian di AS jauh lebih tinggi dari China”, lanjutnya.
Lalu bagaimana negara lain menempatkan posisi diantara kedua negara itu, Kishore berpendapat bahwa tidak ada negara yang mengatakan bahwa mereka 100% (berpihak) ke AS atau ke China. Menurutnya, banyak negara ingin bergabung di keduanya.
Selanjutnya, Kishore menyampaikan bahwa negara lain tidak perlu “sibuk-sibuk” akan memihak ke AS atau China. Ia mendorong semua negara untuk mendesak AS dan China menyelesaikan masalah-masalah seperti Covid 19 dan perubahan iklim.
“Kita lebih baik tidak memihak 100% kepada AS ataupun China, karena ini kontes geopolitik mereka. Bahkan kita harusnya meyakinkan AS dan China untuk menjadikan isu global untuk segera diselesaikan sebagai prioritas nomor 1 mereka, contohnya adalah Covid 19 dan climate change”, pungkasnya.(Ks)