Jakarta,Katasandi.id – Golkar Institute akan menyelenggarakan Executive Education Program For Young Political Leaders (program pendidikan bagi para pemimpin muda) untuk angkatan ke-3. Pendidikan eksekutif ini akan digelar pada tanggal 23 hingga 28 Agustus 2021.
Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute Ace Hasan Syadzily mengatakan untuk pendidikan angkatan ke-3 ini akan dilaksanakan secara daring.
“Sesuai arahan Bapak Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto bahwa pendidikan politik di Partai Golkar harus tetap berjalan. Meski sedang pandemi dan Pemerintah menerapkan PPKM Level 4, pendidikan akan dilaksanakan secara daring. Memanfaatkan media-media teknologi informasi”, kata Ace, Sabtu (21/8/2021).
Acara pendidikan ini akan dibuka oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan dilanjutkan dengan dialog publik.
“Senin pukul 13:30 akan dibuka Ketum, Pak Airlangga Hartarto, yang juga Menko Perekonomian. Kemudian dilanjutkan dengan dialog publik dengan tema Tantangan Demokrasi Kita di Masa Pandemi”, terang Ace.
“Kita undang narsum Bapak Prof. Azyumardi Azra, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Marcus Meitzner Associate Professor Australian National University dan Titi Anggraini, Dewan Pembina Perludem”, sambung Ace.
Selama pendidikan singkat ini, para peserta akan mendapatkan materi antara lain Geopolitik, Kebijakan Publik, Kepemimpinan, Ekonomi Indonesia, Komunikasi Politik dan Psikologi Politik. Yang juga tak kalah penting menurut Ace, para peserta akan membuat tugas akhir berupa rencana dan desain kampanye politik.
“Selama enam hari ke depan, para peserta akan mendapatkan pencerahan dari narasumber bereputasi internasional, seperti Prof. Kishore Mahbubani dari Singapura, Prof. Eko Prasodjo, Prof. Hamdi Muluk, Dr. Dinno Patti Djalal, Dr. Gun Gun serta tentu saja politisi senior Partai Golkar seperti Bang Akbar yang memfasilitasi proses pembelajaran ini”, kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini.
Acara pendidikan ini akan diikuti sebanyak 40 orang, dari berbagai daerah dan mempertimbangkan unsur keterwakilan perempuan. Para peserta memiliki latar belakang antara lain sebagai Anggota DPRD dan aktivis organisasi.(Rls/Ks)
