Jakarta, Katasandi.id – Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 (Group of Twenty) pada tahun 2022 mendatang. Tongkat estafet Presidensi G20 akan diserahkan secara resmi oleh PM Italia kepada Presiden Joko Widodo pada 30-31 Oktober 2021 mendatang. Prof. Kishore Mahbubani, Distinguished Fellow National University of Singapore yang juga merupakan Dewan Penasihat Golkar Institute menyebut Indonesia harus mengambil momentum ini untuk memimpin negara-negara dunia memulihkan ekonomi akibat pandemi Covid 19.
Hal itu disampaikan pada Kuliah Umum Golkar Institute dengan tema “Kepemimpinan Indonesia dalam G20: Tantangan Pascapandemi dan Harapan Negara Berkembang”, Rabu (27/10/2021) di Learning Management System Golkar Institute, Kantor DPP Partai Golkar.
“Dalam hal UMKM, jika forum G20 dapat bekerjasama dan kolaborasi, ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi”, ujar Kishore menanggapi pertanyaan peserta tentang apa keuntungan pelaku UMKM dalam gelaran G20.
Sebagai Presidensi G20, Indonesia dapat memimpin negara-negara dunia bekerjsama menangani pandemi dengan mempercepat vaksinasi penduduk.
“Indonesia harus mengajak semua negara bekerjasama. Indonesia harus menjunjung tinggi kepentingan semua negara”, katanya.
“Semua negara harus kerjasama mendistribusikan vaksin”, sambung Kishore.
Satu hal yang tak kalah penting menurut Kishore dalam hal Indonesia sebagai tuan rumah G20 adalah membawa budaya musyawarah mufakat Indonesia pada dunia.
“Indonesia perlu membawa budaya musyawarah mufakat dalam G20”, terangnya
“Budaya tersebut akan berpengaruh positif pada kerjasama menyelesaikan Covid 19, perubahan iklim dan lain-lain”, sambung Kishore.
“Saya katakan, semangat Pancasila juga dapat di bawa pada forum G20, termasuk semangat Bhineka Tunggal Ika. Pertemuan Bandung 1955 (Konferansi Asia-Afrika) dapat menjadi contoh”, katanya.
Acara Kuliah Umum Golkar Institute ini dihadiri Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Bendahara Umum DPP Partai Golkar Dito Ganundito, Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute Ace Hasan Syadzily dan para pengurus Golkar Institute.(KS)