Gubernur Rohidin Mersyah mengatakan sebagai Provinsi tetangga yang memiliki hubungan secara kultural begitupun dari sisi topografi dan geografi Sumbar dan Bengkulu memiliki kesamaan karena berada di pesisir barat Sumatera.
“Ini bentuk silaturahmi, dan sinergi bersama untuk kemajuan daerah pada beberapa sektor di antaranya ekonomi, pertanian, maupun kebencanaan,” ujar Rohidin usai acara penandatanganan kerjasama Pemprov Bengkulu dan Pemprov Sumbar di Balai Raya Semarak, Rabu (22/12).
Lebih lanjut, terkait pelayanan jamaah haji Bengkulu dengan jumlah penduduk 2 juta, kuota jamaah haji Bengkulu sekitar 1500 hingga 1600 per tahun (dalam kondisi normal). Artinya jika dibuat kloter, hanya ada 3 kloter. Sementara, untuk menjadi embarkasi penuh minimum harus ada 8 hingga 9 kloter. Oleh sebab itu, jamaah haji Bengkulu masuk embarkasi Sumatera Barat.
“Melihat ketentuan, rasanya tidak mungkin Bengkulu menjadi embarkasi penuh. Namun, demi menjamin kenyamanan para jamaah haji, tentu perlu dilakukan langkah-langkah seperti tetap embarkasi Sumbar tapi mungkin pesawat kloternya mendarat di Bengkulu untuk langsung berangkat ke Mekkah, ataupun jika harus landing di Sumbar tidak perlu lagi turun dari pesawat tentu hal ini akan membuat nyaman jamaah dan efisiensi waktu,” ungkap Gubernur ke-10 Provinsi Bengkulu ini.
Terakhir, menurut Rohidin menindaklanjuti Memorandum of Rafflesia, peran Pulau Sumatera dalam konteks Nasional sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional. Di mana, jelas Gubernur Rohidin, Pulau Sumatera memberikan kontribusi sebesar 21-22 persen pada pertumbuhan ekonomi nasional, sedangkan Pulau Jawa pada angka 50 persen dan 30 persen pulau lainnya.
“Guna mendorong perekonomian pulau Sumatera berkembang, konektivitas lintas barat perlu dibangun dan tidak cukup disitu, sodetan pulau Sumatera harus dibangun. Dengan hadirnya Gubernur Sumbar, beliau bisa menjadi trigger,” tutup Rohidin
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyampaikan pertemuan ini guna memperkokoh beberapa kesepakatan yang sudah terjalin sebelumnya antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu.
“Ini tindak lanjut dari Memorandum Of Rafflesia pada 2019 lalu, kita sepakat untuk membangun sinergi di beberapa sektor untuk kemajuan bersama. Beberapa waktu lalu, Pemprov Sumbar juga sudah jalin kesepakatan dengan Provinsi tetangga lainnya seperti Riau, Jambi,” ucap Mahyeldi
Kemudian, menurut Mahyeldi kebutuhan pangan menjadi salah satu poin yang disepakati, hal ini karena Inflasi terbesar di Sumatera Barat adalah Cabe.
“Pemasok Cabe terbesar di Sumbar ternyata dari kota Curup Bengkulu, tentu perlu ada informasi yang baik sehingga pemasarannya tetap lancar dan terbuka. Sebab, tidak ada makanan di Sumbar tanpa Cabe,” jelas Mahyeldi yang pernah menjabat sebagai Walikota Padang periode 2014-2021.
Selain itu, terkait pelayanan jamaah haji melalui embarkasi dan debarkasi haji Padang Sumatera Barat, Mahyeldi memastikan akan memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah haji Provinsi Bengkulu.
“Menjadi perhatian ke depan, pelayanan jamaah haji Bengkulu akan lebih baik, hal ini demi kenyamanan dan kondusifitas. Bahkan, Sumbar sudah menyiapkan rendang untuk disantap jamaah haji dari Bengkulu,” terangnya.(Ks)